Beberapa puluh tahun silam, sebuah lukisan Vincent van Gogh dibeli oleh perusahaan asuransi Yasuda dari Jepang seharga 65 milyar. Nilainya kurang lebih sama seperti harga 500 buah mobil Mercedes Benz kala itu. Majalah Eksekutif pun menyebut lelang lukisan Bunga Matahari karya Van Gogh di London itu sebagai lelang terbesar abad ini. Ada apa dengan lukisan itu? Kenapa Bunga Matahari ternyata dibeli orang dengan harga sedemikian mahal? Kenapa orang tidak datang saja ke museum Van Gogh di Amsterdam, yang megah dan penuh cahaya di musim panas? Atau membeli reproduksinya yang seharga tidak lebih dari 50 ribu rupiah?

Menurut Sulebar Soekarman, dalam setiap karya seni, ada tiga unsur utama yang selalu terkait. Pertama, pemikiran dan intelektualitas yang mendorong untuk lahirnya karya-karya yang baru, yang mewakili zamannya. Kedua, perasaan dan kekuatan semangat dari dalam jiwa sang seniman yang memunculkan akar kemanusiaan guna menampilkan nilai-nilai kebenaran yang hakiki. Ketiga, keterampilan serta kecekatan sang seniman dalam menguasai pelbagai teknik dan media penyampaian untuk mewujudkan karya seni yang diinginkan. Ketiga unsur tersebut tertuang secara langsung pada karya cipta sang seniman yang orisinil. Suatu karya tunggal, yang tidak bisa terulang pada karya yang lain.

Karya seni dapat dibedakan dengan hasil produksi karena sifatnya yang memperlihatkan kebaruan tadi, sesuatu yang unik dan memiliki kandungan nilai-nilai tertentu. Sebuah karya seni adalah pembaharuan tersendiri. Ia membutuhkan suatu perjuangan tersendiri, dari sejak awal sampai terwujudnya karya itu. Suatu proses kreatifitas yang membedakan secara langsung dengan produksi barang sehari-hari, sebuah mobil, jam tangan atau pun pesawat luar angkasa.

Setiap periode kebudayaan akan menghasilkan karya seni yang menggambarkan zamannya dan tidak akan pernah diulang kembali. Usaha-usaha untuk menghidupkan kembali prinsip-prinsip seni dari masa lalu akan menghasilkan suatu karya yang tidak punya jiwa. Karya-karya masa lalu akan memberikan pengalaman kala itu untuk memperkaya pengalaman masa kini dan akan memunculkan karya-karya baru, yang pada akhirnya juga akan menjadi sumber pengalaman untuk karya-karya di periode yang akan datang. Bisa jadi, karya yang bersifat eksternal, yang merekam dari luar, tidak akan mempengaruhi masa depan. Sebaliknya, karya seni yang bersifat internal, yang memiliki kandungan emosi, getaran jiwa dan perasaan dalam diri sang seniman, didalamnya telah mengandung nilai-nilai pemikiran untuk memperkaya masa depan.

Lalu di era tumpang tindih ini, bisakah sebuah karya seni memperkuat pengalaman spiritual kita? Saat ini, impian-impian buruk tentang materialisme, sadar atau tidak sadar telah menimbulkan polusi ketidak-percayaan, erosi idealisasi pemikiran, ketakutan untuk bersikap dan rasa ketergantungan yang semua itu telah melanda hampir seluruh ceruk kehidupan. Konsumerisme yang berkembang pesat membuktikan bagaimana hal-hal yang bersifat fisik, yang duniawi, yang materialistik telah muncul sebagai suatu sikap budaya modern. Apakah akibat fatal dari situasi itu? Bisa jadi harga diri terkupas, kepercayaan diri terkikis, kemandirian hanya merupakan impian dan yang lebih mendasar lagi, kemanusiaan hanya muncul sebagai buah bibir saja. Siapakah yang paling awal dan peka dapat merasakan akibat fatal tersebut? Sebagai suatu kebenaran yang universal, kelompok yang paling awal merasakan itu adalah para agamawan, para ilmuwan dan para seniman. Dalam menyikapi hal itu, disanalah karya seni membeikan nilai-nilai spiritual sebagai salah satu wakil kebenaran dari keadaan yang berkembang. Dari mengamati suatu karya seni akan muncul pertanyaan: bagaimana dan mengapa? Kalau pertanyaan itu belum mendapatkan jawaban yang memuaskan, masih ada selalu kemungkinan. Masih ada sesuatu yang dapat kita amati dalam karya tersebut yang bukan sekedar fisik belaka.

Seandainya kekuatan emosional seorang seniman dapat mengatasi segala pertanyaan itu, memberikan wawasan yang lebih luas dan mencerahkan, maka karya itu akan melangkah tegap sesuai jalur kodratnya sebagai santapan rohani yang memperkaya kehidupan spiritual bagi si pengamat. Mungkin karena itulah lukisan Bunga Matahari bisa mencapai harga 65 milyar.


Karya Seni Memperkaya Pengalaman Spiritual?
Erwin Selian


0 komentar:

Posting Komentar

 
Top